Blog

Cara Mudah Membuat Konten Yang Relate Dengan Audience

Aku memiliki akun media sosial yang memiliki engagement yang terbilang tinggi di tiap kontennya. Tak disangka bisa tembus hampir 300 k. Iya, benar. Kamu tak salah membacanya. Awalnya aku juga melakukan TRIAL ERROR tidak hanya sekali dua kali. Beberapa kali.

Pernah menyerah? Tidak! Aku memilih untuk rehat sejenak. Hanya saja aku tetap merasa harus menyelesaikannya. Jadi, aku tetap utak-atik. Hingga akhirnya salah satu kontenku melesat dan terus bertambah perolehannya hingga sekarang.

Ada yang harus dicermati dari konten yang memiliki views, share, save, komen, dan like tersebut.

Konten yang memiliki beberapa hal di atas itu memiliki persamaan dalam hal relate atau tidaknya dengan target audience. Konten relate sangat mudah menarik perhatian audience. Kenapa? Karena mereka merasa dipahami. Kontenmu hadir sebagai teman, sahabat, atau orang yang sangat mengenalmu dengan baik. Apalagi kalau kamu menggunakan gaya bahasa seperti sedang mengobrol. Jauh lebih mengena lagi.

Nah, mengingat alasan di atas. Kamu perlu memikirkan konten apa yang tepat untuk memenuhi kriteria relate tersebut.

Lantas bagaimana cara agar bisa menemukan konten yang relate?

Mungkin kamu akan bosan bila kalimat ini akan kembali terdengar. Tapi ini benar aku lakukan. Cobalah untuk membuat konten sebanyak mungkin. Maksimal 10 konten terlebih dahulu. Masing-masing memiliki tema yang berbeda. Hanya saja harus relate dengan target audience. Kamu harus tahu apa masalah yang biasanya dialami targetmu. Kamu bisa breakdown dahulu masalah yang sering terjadi.

Lalu postinglah sesuai jam ramai. Kalau di Tiktok memang tidak berpengaruh. Ini berdasarkan pengalaman ya. Selama itu relate dengan target audience. Maka potensi konten menemukan audience-nya sendiri jauh lebih besar. Pada akhirnya tema yang relate dengan audience akan terbentuk. Sehingga kamu bisa melangkah ke bagian selanjutnya.

Sebaiknya jam tayangnya kapan ya?

Berbeda dengan Tiktok. Instagram justru tetap memperhatikan jam tayang. Meski tidak jadi patokan utama. Memang ada konten yang menemukan audience-nya sendiri. Hanya saja konten dengan tipe ini seperti untung-untungan. Tidak jaminan.

Nanti setelah semua konten yang kamu buat telah terunggah. Coba untuk mereview-nya. Mana perolehan yang terbaik. Untuk mengetahuinya. Kamu harus memberi peringkat tertinggi. Misal, peringkat pertama hingga ketiga berasal dari konten yang mana.

Apa yang harus dilakukan setelah menemukan konten dengan peringkat tertinggi?

Hal yang harus kamu lakukan setelahnya adalah dengan membuat konten selama sebulan. Kamu bisa membuat 30, 60, atau 90 konten. Semua bisa disesuaikan dengan kemampuanmu. Kalau kamu merasa hanya mampu membuat 30 konten dalam sebulan. Maka lakukan. Unggahlah di jam yang ramai sesuai insight yang ada dalam akun instagrammu. Kamu harus menepati untuk mengunggah satu konten tiap hari selama satu bulan penuh. Hanya saja saranku untuk permulaan. Postinglah minimal dua konten setiap harinya. Biar tidak terlalu banyak jedanya. Semakin kamu mengunggah lebih dari satu. Kemungkinan kontenmu menemukan target audience-nya jauh lebih tinggi. Itu yang aku pahami selama mengurus konten ya.

Oia, jangan lupa untuk membuat konten yang berasal dari turunan tiga peringkat views teratas. Kenapa? Karena kamu sudah tahu konten mana yang paling diminati audience-mu. Nanti lama kelamaan, kamu akan menemukan konten yang paling spesifik disuka audience. Dan fokuslah ke tema tersebut. Hanya saja ada yang perlu kamu ingat kalau membuat konten bukanlah proses yang singkat. Kalau pun ada itu hanya keberuntungan yang sifatnya sementara. Jadi, lebih baik bersusah payah tapi hasilnya bagus dan bertahan lama. Benar, kan?


(Visited 41 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *